Menuju Jabar Zero Stunting 2024, BKKBN Jabar Gandeng Insan Pers Kampanyekan Turunkan Stunting
Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jabar tak kenal lelah melakukan intervensi kepada masyarakat sampai ke pelosok daerah untuk mengkampanyekan upaya penurunan stunting.
Dengan menggandeng media massa, kali ini BKKBN Jabar bergerak ke Garut untuk mengkampanyekan penurunan stunting untuk menuju Jabar Zero Stunting.
Kepala Perwakilan BKKBN Jabar, Dr Drs Wahidin, M.Kes mengatakan pihaknya bersama tim yang bergerak di lapangan dibantu oleh pihak-pihak yang turut andil dalam penurunan stunting demi mencegah stunting dari hulu sampai hilir.
“Tentunya kami terus melakukan upaya preventif bagaimana kerja tim di lapangan untuk memastikan para balita di 1000 hari kehidupan atau sampai usia 2 tahun supaya pertumbuhan dan perkembangannya baik,” kata Wahidin disela kampanye percepatan penurunan stunting melalui peran media massa di Jawa Barat, tepatnya di Pesantren Syifaus Shudur, RT 02 RW 02 Desa Tarogong Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut, Kamis (8/12/2022).
Diharapkan kata dia, melalui peranan media massa publik dapat memahami tentang pentingnya mengatasi persoalan stunting.
Pasalnya diakui oleh Wahidin, banyak cara pandang yang beredar di masyarakat bahwa stunting identik dengan cebong atau pendek.
Padahal lanjutnya, orang yang mempunyai fisik pendek belum tentu stunting. Sedangkan stunting sudah pasti pendek.
“Angka stunting di Jawa Barat 24,5%. Bayangkan kalau misalkan anak-anak kita tahun ini stunting, bagaimana nanti di tahun 2045 orang dewasanya banyak yang lemot. Belum lagi yang stunting di jabar itu umur pernikahannya dibawah 16 tahun, dan itu rata rata anaknya stunting,” ujarnya.
Selain itu berdasarkan status gizi Indonesia stunting terbesar di Jabar ada di Kabupaten Garut yakni 35,2 persen. Sedangkan yang terendah ada di Kota Depok 12,3 persen.
“Akan tetapi di tahun 2022 baru saja dilakukan survei yaitu di bulan Oktober, dan insya Allah di bulan Desember tahun ini akan segera dirilis. Saya yakin di Kabupaten Garut akan terjadi penurunan, karena banyak aktivitas yang dilakukan di Garut,” katanya.
Kendati demikian untuk mengoptimalkan peran tim di lapangan, Kordinator Advim BKKBN Jabar, Herman Melani menyebutkan, pihaknya telah membentuk Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) yang didalamnya tidak hanya ada penulis, namun juga pemerhati KB dan awak media.
Tujuannya yaitu dalam rangka program percepatan penurunan stunting tingkat Provinsi sampai ke tingkat Kampung KB tersosialisasi dengan baik.
“Jawa Barat memiliki target Zero New Stunting di Tahun 2024. Mudah-mudahan melalui peranan media massa bisa mengedukasi pemahaman stunting di masyarakat,” ucapnya.
Sementara, Perwakilan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Barat, Tantan Sulton Hasabuan menyampaikan apresiasi atas kolaborasi yang dilakukan oleh BKKBN Jabar kepada insan pers.
“Melalui media massa tentunya diharapkan bisa mempercepat proses edukasi kepada masyarakat terkait pemahaman stunting. Karena bagaimanapun pers punya peran edukasi kepada masyarakat namun memiliki keterbatasan lapangan. Kami berharap dengan adanya rilis dari Humas BKKBN Jabar bisa mempercepat edukasi dan penurunan angka stunting melalui peranan media massa,” tutup Tantan.