Nur Ihsan Zaidi Sebut Peran PUI, Banyak Berkontribusi Bagi Kemajuan Bogor Raya
KOTA BOGOR – Ketua Umum Dewan Pengurus Daerah (DPD) PUI Kota Bogor, Nur Ihsan Zaidi menyebutkan, dalam perkembangannya, PUI muncul berkat kiprah para ulama dan tokoh agama. Maka dari itu, PUI telah banyak memberikan kontribusi bagi kemajuan di Bogor Raya khususnya Kota Bogor.
Hal itu, disampaikannya dalam kegiatan Pembekalan dan Pelantikan Dewan Pengurus Daerah (DPD) PUI Kota Bogor Provinsi Jawa Barat Periode 2020-2025, yang digelar Sabtu 7 November sampai Minggu 8 November 2020.
“Ulama dan tokoh, telah banyak menorehkan kerja yang gemilang. Khususnya di bidang pendidikan. Terutama dari adanya Perguruan PUI Bondongan yang dipimpin langsung tokoh dan ulama yang tegas dan Istiqomah, yaitu KH. Ma’sum Bin KH. Ahmad Rifai,” kata Nur Ihsan Zaidi.
Nur Ihsan juga mendorong agar DPD PUI Kota Bogor, mampu menjadi lokomotif perkembangan PUI di Provinsi Jawa Barat. Bahkan akan lebih bagus lagi, bila mampu menjadi pelopor PUI di Indonesia.
Disebutkan Ketum DPP PUI itu, Kota Bogor memiliki peran dan sejarah dalam keberadaan PUI yang terus berkembang hingga saat ini. Oleh sebab itu, Kota Bogor layak disebut sebagai kota paling bersejarah bagi PUI.
“Karena estafet sejarah kebangkitan dakwah PUI, dilakukan melalui FUSI 1952 yang berada di Kota Bogor ini,” sebutnya disela kegiatan yang dihadiri Ketua Umum DPP PUI, KH Nurhasan Zaidi S.Sos.I, juga Ketua Majelis Syura PUI, Dr. KH. Ahmad Heryawan, Lc., M.Si dan juga Ketua DPW PUI Jawa Barat, Dr. H. Engkos Kosasih, Lc., M.Ag.
Menurut Nur Ihsan, tidak akan pernah ada PUI bila tidak ada Kota Bogor dan KH. Moh Ma’sum. Maka dari itu, kata Nuhasan, keduanya menjadi wasilah amal soleh yang tidak boleh terlupakan dalam sejarah PUI dan bagi generasi PUI selanjutnya.
“Sejarah yang pernah ada, hendaklah dijadikan sebagai nutrisi semangat kebangkitan kembali. Sehingga orang yang melupakan sejarah, hidupnya tidak akan pernah bangkit. Maka tugas kita adalah menjahit kembali bahan sejarah tersebut, untuk bisa tampil dengan percaya diri dengan memakai pakaian yang cantik dan indah dari bahan sejarah yang lama kita tidak gunakan,” pesannya.
Terkait dari siapa yang menjadi pemimpin PUI di Kota Bogor ini, tambah Nur Ihsan, baik itu dari birokrat ataupun dari ormas, khususnya ormas PUI, harus jadi kebanggan namun bukan untuk disombongkan. Hal itu harus sesuai dengan tema kegiatan, yakni “Reaktualisasi Peran PUI Kota Bogor yang Kokoh, Unggul, Mandiri dan Bermartabat’.
“Karena disaat itu, ummat sedang dilanda perpecahan. Justru di Kota Bogor ini lah telah berfungsi ormas (PUI) yang lahir lebih dari 100 tahun lalu, yaitu POI dan PUI dari keberadaan KH. Abdul Halim dan KH. Ahmad Sanusi,” tukasnya. (**)